MAKALAH
KIMIA FISIKA
LARUTAN
BUFFER ISOTONIS
Disusun oleh:
Nama : Rokhmatul Mala
NIM : K100130197
Kelas :
A
Fakultas Farmasi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
Larutan penyangga atau
larutan buffer merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH
tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari buffer ini seperti pH buffer
hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam atau basa. Buffer yang
bersifat asam memiliki pH kurang dari 7 sedangkan buffer basa memiliki pH lebih
dari 7. Buffer yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan basa
konjugatnya. Sedangkan buffer yang bersifat basa biasanya terbuat dari basa
lemah dan asam konjugatnya.
Bila larutan penyangga
berasal dari asam lemah dengan garamnya tercampur sedikit asam kuat, maka asam
kuat akan bereaksi dengan garamnya sehingga asam kuat akan diubah menjadi garam
(bersifat netral) dan asam lemah. Sifat asam kuatnya menjadi sangat kecil. Bila
ditambah sedikit basa kuat maka basa kuat ini menjadi sangat kecil, karena
bereaksi dengan asamnya. Bila ditambah sedikit asam, komponen buffer yang
bersifat basa akan mengikat ion H+ sehingga jumlah ion H+ tidak
bertambah dan pH tidak menurun. Bila ditambahkan sedikt basa, komponen buffer
yang bersifat asam akan mengikat ion OH- sehingga jumlah ion OH- tidak
bertambah dan pH tidak meningkat. Buffer umumnya memiliki kapasitas penyangga
dengan rentang 1 nilai pH diatas dan dibawah pH normal buffer tersebut.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Larutan dapar (buffer solution)
merupakan nama lain dari penyangga (Purpasari, 2010). Larutan penyangga
atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan yang dapat
menahan perubahan pH yang besar ketika ion – ion hidrogen atau hidroksida
ditambahkan, atau ketika larutan itu diencerkan. Secara umum, larutan buffer
mengandung pasangan asam – basa konjugat atau terdiri dari campuran asam lemah
dengan garam yang mengandung anion yang sama dengan asam lemahnya, atau basa
lemah dengan garam yang mengandung kation yang sama dengan basa lemahnya. Oleh
karena mengandung komponen asam dan basa tersebut, larutan buffer dapat
bereaksi dengan asam (ion H+) maupun dengan
basa (ion OH-) apa saja yang memasuki larutan. Oleh karena itu,
penambahan sedikit asam ataupun sedikit basa ke dalam larutan buffer tidak
mengubah pH-nya. Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam
dan larutan penyangga basa. (Underwood, A.L., 2002 ).
Mekanisme sebagai pendapar dapat digambarkan oleh larutan dapar
asam asetat (CH3COOH) dan natrium asetat (CH3COONa), bila ditambahkan basa (OH-) maka reaksi yang terjadi adalah (Mirawati, 2011):
CH3COOH + OH-
CH3COO‑ + H2O
Bila yang ditambahkan dalam larutan adalah asam (H+) maka reaksi yang terjadi adalah :
CH3COONa + H+
CH3COOH + Na+
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH larutan dapar. Penambahan
garam-garam netral ke dalam larutan dapar mengubah pH larutan dengan berubahnya
kekuatan ion. Temperatur juga berpengaruh terhadap larutan-larutan dapar.
Kolthff dan Takelenburg menyatakan istilah koefisien temperatur pH yaitu
perubahan pH akibat pengaruh temperatur. pH dapar asetat dijumpai meningkat
dengan naiknya temperatur sedang pH dapar asam borat-natrium borat turun
(Martin, 1990).
Cara menghitung jumlah bahan yang digunakan dalam pembuatan
bahan adalah dengan menggunakan persamaan Henderson-Hasselbach sebagai berikut
(Anonim, 2011) :
- Asam
lemah dengan basa konjugasinya
- Basa
lemah dengan basa konjugasinya (garamnya).
Untuk asam :
pH
= pKa+log garam/ asam
Untuk basa :
pH=
pKa+ log basa/garam
FUNGSI LARUTAN PENYANGGA DALAM BIDANG FARMASI
Buffer pada bidang farmasi banyak
digunakan untuk menetralkan darah atau biasanya pada kasus keracunan. Dalam
bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan
pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang
atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan
tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata
harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang
mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan
dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.
Perubahan pH pada larutan obat
dapat merusak komposisi, fungsi, dan efektivitas obattersebut. Oleh karena itu,
obat-obatan dalam bentuk larutan sering kali bertindak sebagai sistem penyangga
bagi obat itu sendiri untuk mempertahankan kadar larutan obat tetap berada
dalam trayek pH tertentu.
Larutan Penyangga pada Obat-Obatan
: asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan
obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan
perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk
merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat
dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat
mentransfer kelebihan asam.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Larutan penyangga atau
larutan buffer merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH
tertentu. Buffer yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan basa
konjugatnya. Sedangkan buffer yang bersifat basa biasanya terbuat dari basa
lemah dan asam konjugatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Day,
R.A & A.L.Underwood. 2002. Analisis
kimia Kuantitatif, diterjemahkan oleh iis Sopyan. Erlangga. Jakarta.
Martin,
A., dkk. 1990. Farmasi Fisika, Edisi III. UI Press : Jakarta
Puspasari,
D., dan Setyorini, D. 2010. Kamus Lengkap Kimia.
Dwimedia Press : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar