LAPORAN
TUGAS AKHIR
PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
SINTESIS
1,3-bis-FENILMETILIDINUREA
(IMINA)
Disusun oleh :
Reza
Hasdianto N. K 100130086
Leily
Hardianti R. K 100130121
Fauziyah
Ardli O. K 100130180
Rokhmatul
Mala K 100130197
LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
IMINA
Abstrak
(Abstact)
Sintesis Imina dibuat dari reaksi
adisi-eliminasi dengan katalis asam yaitu HCl 2 N. Pada praktikum ini senyawa
benzaldehid berperan sebagai senyawa aldehid yang mengalami adisi tehadap amina
primer ( Urea ). Sedangkan reaksi eliminasi terjadi pada gugus OH yang
mengalami protonasi dan akhirnya lepas menjadi molekul air. Pada langkah kerja dilakukan proses
rekristalisasi untuk mendapatkan kemurnian yang tinggi. Kemurnian yang tinggi
dapat diketahui dari hasil perhitungan rendemen.
Synthesis of
imines prepared from addition-elimination reaction with an acid catalyst is HCl
2 N. In this praktikum, the compound
acts as an aldehyde compound benzaldehid experiencing tehadap primary amine
adducts (Urea). While the elimination reaction occurs at the OH groups undergo
protonation and eventually escape into water molecules. In work carried out
step recrystallization process to obtain high purity. High purity can be seen
from the calculation of the yield.
Pendahuluan
(Introduction)
Sintesis
imina merupakan sintesis yang melibatkan reaksi adisi eliminasi dengan katalis
asam. Rreaksi adisi akan terjadi jika adanya dua reaktan yang beradisi secara
bersamaan yang mampu menghasilkan satu produk tanpa adanya hasil samping.
Sedangkan reaksi eliminasi merupakan reaksi kebalikan dari reaksi adisi.
Prinsip yang digunakan pada reaksi adisi eliminasi yaitu nukleofilik yang
menyerang gugus karbonil. Urea berperan sebagai nukleofilik.
Tahapan mekanisme pada sintesis
imina sebanyak dua tahap. Tahap pertama yaitu tahap dimana imina mengalami
reaksi adisi nukleofilik pada karbon karbonil positif parsial. Tahap yang kedua
yaitu eliminasi dengan adanya protonasi gugus OH yang akhirnya akan lepas
menjadi molekul air (H2O) dan pembentukan ikatan rangkap atau
perpindahan proton dari atom nitrogen guna menghasilkan suatu senyawa imina.
Sintesis imina dibuat dari suatu
senyawa benzaldehid atau amina primer dengan urea dan HCL 2 N sebagai
katalisnya. Reaksi ini akan berlangsung optimal pada kisaran pH 3-4 (asam
lemah). Tingkat kemurnian suatu zat dapat diketahui dengan besarnya rendemen.
Suatu zat dikatakan murni jika range untuk rendemennya yaitu 30-70%.
Cara
Kerja (Method)
Benzaldehid
sebanyak 5,1 gram dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang telah dilengkapi dengan
pengaduk magnet, lalu ditambahkan dengan urea sebanyak 1,5 gram yang telah
dilarutkan dalam 5 mL akuades. Larutan urea ini bertindak sebagai starting
material. Ditambahkan 3-4 tetes HCl 2 N atau sampai mencapai pH 3, tujuannya
untuk mengoptimalkan reaksi, karena reaksi ini optimal pada suasana asam dengan
pH 3-4. Campuran larutan tersebut diaduk selama 30 menit dengan penjagaan suhu 15°C hingga terbentuk endapan putih
berbentuk gel atau pasta. Campuran yang telah diaduk selama 30 menit menggunakan
pengaduk magnet, didiamkan selama 30 menit sampai terpisahkan antara endapan
dengan pelarutnya. Kemudian disaring menggunakan dengan corong Buchner dengan
bantuan pengisapan supaya endapan cepat kering. Endapan yang didapat,
dikeringkan pada exicator selama 2-3 hari, ditimbang, dan dihitung titik
leburnya. Titik lebur digunakan untuk mengetahui kemurnian zat tersebut.
Hasil
dan Pembahasan (Result and Discussion)
Kelompok
|
Berat Zat Basah (gram)
|
Berat Zat Kering (gram)
|
Berat Teoritis (gram)
|
Titik Lebur Percobaan (0C)
|
Titik Lebur Teoritis (0C)
|
Rendemen (%)
|
1.
|
5,36
|
3,37
|
5,907
|
1100 – 1240
C
|
-
|
57,11
|
2.
|
3,303
|
2,732
|
5,907
|
-
|
-
|
46,31
|
3.
|
2,158
|
1,946
|
5,907
|
-
|
-
|
32,99
|
4.
|
6,5
|
3,5
|
5,907
|
1110 – 1380
C
|
-
|
63,43
|
5.
|
2,1166
|
0,33
|
5,907
|
1110 – 1460
C
|
-
|
5,58
|
6.
|
0,6541
|
0,2794
|
5,907
|
1600 – 1630
C
|
-
|
4,75
|
Pada
percobaan sintesis imina di kelas kami terdapat 6 kelompok yang melakukan
percobaan. Akan tetapi, percobaan dilakukan pada minggu yang berbeda. Kelompok 4-6
melakukan percobaan pada minggu pertama sedangkan kelompok 1-3 melakukan
percobaan ini pada minggu selanjutnya. Hasil yang didapatkan pada tiap kelompok
berbeda-beda. Berat basah dan berat kering tertinggi yaitu pada kelompok 4,
maka akan berpengaruh juga terhadap rendemennya. Rendemen juga akan tinggi,
karena rendemen dipengaruhi oleh berat kering zat. Zat diketahui murni jika
rendemen masuk dalam range 30-70%. Jika rendemen dibawah atau lebih dari range
tersebut maka kemurnian dinyatakan rendah, masih banyak zat pengotornya. Untuk
meningkatkan kemurnian, dapat dilakukan pelarutan lagi dan dilakukan
pengristaln, supaya zat pengotor ikut terlarut dalam pelarutnya.
Secara teoritis, titik lebur imina
belum diketahui. Akan tetapi pada percobaan kami, ada beberapa kelompok yang
menghitung titik lebur imina. Range yang didapatkan pada perhitungan titik
lebur imina sangat besar. Kelompok 1, 4, dan 5, hampir memiliki range sama,
sedangkan pada kelompok 6 memiliki kemiripan yang jauh berbeda. Zat pengotornya
dikatakan tinggi dan kemurnian dikatakan rendah jika rentang titik lebur yang
didapat besar dan diluar dari titik lebur teoritis. Berdasarkan data yang
didapat dari masing masing kelompok, yang paling tinggi jumlah zat pengotornya
berdasarkan titik leburnya yaitu kelompok 5, rentangnya mencapai 350 C.
Kelompok yang paling tinggi kemurniannya berdasarkan rentang titik leburnya
yaitu kelompok 6, rentangnya hanya mencapai 30 C.
Kesimpulan
(Conclusion)
Sintesis
Imina pada praktikum ini dibuat dari reaksi adisi-eliminasi dengan menggunakan
senyawa benzaldehid dan amina primer ( urea ) dengan bantuan katalis asam yaitu
HCl 2 N.
Daftar
Pustaka (Reference)
Depkes,
R.I. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Depkes RI : Jakarta.
Fessenden
& fessenden. 1999. Chemistry. Wadsworth,
Ins : California.
Sardjiman.
2011. Belajar Kimia Organik Metode Iqro.
Pustaka Pelajar : Jakarta.