LAPORAN
PRAKTIKUM FTS 2
MODUL IX
INJEKSI AMINOPHYLIN 2,4%
Nama kelompok :
1. Rizki
Awalia P. (K100130192)
2. Isna
Anggaranti (K100130196)
3. Rokhmatul
Mala (K100130197)
4. Nisa
Fauziah (K100130202)
5. Hellal
Nor Afizah (K100130203)
6. Ilyana
Sama (K100130209)
KOREKTOR:
Nurul Dini S
KELAS/KELOMPOK
: H/4
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
MODUL IX
INJEKSI AMINOPHYLIN
2,4%
I.
TUJUAN
Memahami cara membuat sediaan injeksi aminofilin.
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan cara membuat sediaan injeksi aminofilin
2. Membuat sediaan injeksi aminofilin
3. Menghitung dan mengatur tonisitas sediaan injeksi aminofilin
4. Melakukan sterilisasi sediaan injeksi aminofilin
5. Melakukan pengecekan penyesuaian pH sediaan injeksi aminofilin
6. Melakukan uji kebocoran ampul
7. Melakukan uji sterilisasi dan pirogen terhadap sediaan injeksi aminofilin
8. Melakukan uji kejernihan,warna dan deteksi keberadaan partikel dalam sediaan injeksi
aminofilin
9. Melakukan uji keseragaman volume sediaan injeksi aminofilin dalam ampul.
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan cara membuat sediaan injeksi aminofilin
2. Membuat sediaan injeksi aminofilin
3. Menghitung dan mengatur tonisitas sediaan injeksi aminofilin
4. Melakukan sterilisasi sediaan injeksi aminofilin
5. Melakukan pengecekan penyesuaian pH sediaan injeksi aminofilin
6. Melakukan uji kebocoran ampul
7. Melakukan uji sterilisasi dan pirogen terhadap sediaan injeksi aminofilin
8. Melakukan uji kejernihan,warna dan deteksi keberadaan partikel dalam sediaan injeksi
aminofilin
9. Melakukan uji keseragaman volume sediaan injeksi aminofilin dalam ampul.
II.
DASAR
TEORI
Injeksi adalah penyemprotan larutan
(atau suspensi) kedalam tubuh untuk tujuan terapetik atau diagnostic.
Injeksi dapat dilakukan langsung kedalam
aliran darah,kedalam jaringan dan organ. Jika hanya sejumlah relative kecil
larutan dimasukkan kedalam organismus(misalnya 1,2,5 sampai 20mL) dikatakan
sebagai injeksi (injection = memasukkan kedalam
injectabilia).sebaliknya jika digunakan sejumlah besar larutan (misalnya1 atau
beberapa liter) , dikatalkan sebagai infuse(infusion = penuangan kedalam
infundibilia). Bentuk-bentuk tadi dinyatakan sebagai pemasukan parenteral obat(
par enteron = diluar usus) kebalikannya dari penerapan enteral yang berlangsung
melalui saluran lambung-usus.
(Voight,1984)
Obat suntik didefinisikan secara
luas sebagai sediaan steril bebas pirogen yang dimaksudkan untuk diberikan
secara parenteral. Istilah parenteral seperti yang umum digunakan,menunjukkan
pemebrian leawat suntikan seperti berbagai sediaan yang diberikan dengan di
suntikkan. Kata ini berasal dari kata Yunani, para dan enteron berrati diluar
usus halus dan merupakan rute pemberian lain dari rute oral. Pirogen adalah
senyawa organic yang menimbulkan demam,berasal dari pengotoran mikroba dan merukan
penyebab banyak reaksi-reaksi febril yang timbul pada penderita yang menerima
suntikan intravena.
(Ansel,
1989)
Persyaratan Bagi Larutan Injeksi
-
Sesuainya kandungan
bahan obat yang dinyatakan didalam etiket dan yang ada dalam sediaan , tidak
terjadi penguranga efek selama penyimpanan akibat perusakan oabat secara kimia
dan sebagainya.
-
Penggunaan wadah yang
cocok,yang tidak hanya memungkinkan sediaan tetap steril
tetapi juga mencegah terjadinya antaraksi anatar bahan oabat dan
material dinding wadah.
-
Tersatukan tanpa
terjadi reaksi. Untuk itu beberapa factor yang paling mementukan adalah
: bebas kuman, bebas pirogen, bebas pelarut yang secara fsiologis, tidak
netral,isotonic,isohidri, bebas bahan pelayang.
(Voight,1984)
Sediaan paranteral adalah bentuk
sediaan untuk injeksi atau sediaan untuk infuse.
Injeksi dapat dilakukan langsung
kedalam aliran darah, kedalam jaringan atau organ.
Ada
keuntungan dan kelemahan pemeberian obat secara parenteral, yaitu :
Keuntungan :
1.
Obat memiliki onset
(mula kerja) yang cepat.
2.
Efek obat dapat
diramalkan dengan pasti.
3.
Bioavailibilitas sempuran atau hamper sempurna.
4.
Kerusakan obat dalam
tractus gastrointestinalis dapat dihindarka.
5.
Obat dapat diberikan
kepada penderita yang sakit keras atau yang sedang dalam keadaan koma.
Kelemahan :
1.
Rasa nyeri pada saat
disuntik, apalagi kalau harus bdiberikan beriulang kali.
2.
Memeberikana efek
fisiologis pada penderita yang takut
disuntik.
(Lukas stefanus,2006)
Injeksi aminofilin mengandung
Teofilina, C7 H8N4O2 , tidak kurang
dari 73,5% dan tidak lebih dari 88,25% dari jumlah yang tertera pada etiket. Identifikasi sejumlah volume
injeksi setara dengan
lebih kurang 500mg amonofilina, enecerkan dengan air secukupnya hingga lebih kurang 20mL. tambahkan sambil
terus-menerus diaduk, 1mL asam klorida encer
P atau sekupmnya hingga teofilin
mengendap sempuran, saring. Cuci endepan dengan sedikit air dingin dan keringkan pada
suhu 1030 C endapan memenuhi identikasi
A dan B yang tetera pada aminophylin dan
mempunyai suhu lebur lebih kurang 2720. Keasaman – kebasaan pH 9,2
sampai 9,6.
Syarat injeksi memenuhi syarat
injeksi yang tertera pada injections. Penetapan kadar Teofilina sejumlah
volume injeksi yang diukur
seksama setara denga lebih kuarang 300mg aminofilina, masukkan kedalam labu
Erlenmeyer 250mL, tambahkan air secupnya
hingga lebih kuarang 40mL , kemudain 8mL ammonia encer P, lnajutkan penetapan
Teofilina menurut cara yang tertera pada Aminophylinum, mulai dari tambahkan 20mL perak
nitrat 0,1N. 1
mL perak nitrat 0,1N anatara denga 3,005mg C2 H8N2
Penyimpanan dalam wadah dosis
tunggal atau wadah dosis ganda, sebaiknya dalam wdah dosis tungal, terlindung
dari cahaya.
(Depkes
RI,1979)
III.
ALAT DAN BAHAN
Alat
|
Bahan
|
1. Autoclave
2. Incubator
3. Glassware
4. Ampul
5. Timbangan
|
1. Theophylin
2. Etilendiamin
3. Aqua
p.i
4. Karbo
arsoban
5. Metien
blue
6. Phenol
|
Formula
R / theophylin 2,0
g
Etilendiamin 0,55 g
Aqua p.i ad 100mL
Etilendiamin 0,55 g
Aqua p.i ad 100mL
IV.
CARA
KERJA SKEMATIS
Dihitung tonisitas larutan yang akan
dibuat
Dibuat aqua bebas karbondioksida (CO2)
Dilarutkan theophylin dengan sebagian aqua bebas
CO2
Dicampur etilen diamin dengan sebagian
aquadest
Larutan (2) ditambahkan dengan
larutan(3) tetes
demi tetes sampai larutan campuaran (2dan3) betul-betul jernih dan pH larutan
anatara 9,5 – 9,6
Digojok lautan dengan karbo absorban
0,1% yang telah diaktifkan selama 5-10 menit,didiamkan,kemudian saring hingga
jernih.
Dimasukkan larutan kedalam ampul sesuai
volume yang diminta, tutup dan setrilkan dalam autoclave 1100C
selama 30 menit atau 1200C selama 20 menit.
Diperiksa larutan terhadap
pH,kebocoran,partikel, sterilitas,pyrogen, dll.
Kontrol Kualitas
a.
Uji pH
Diambil larutan sebanyak 10mL
Diukur
pH larutan dengan pH meter yang sudah dikalibrasi dan dicatat hasilnya
b.
Uji
kebocoran denaga larutan
warna (Dye Beth Test)
Dibuat larutan metilen biru 0,0025%(b/v)
dalam larutan phenol 0,0025%(b/v) sebanyak 250mL.
Ampul-ampul direndam kedalam larutan
tersebut
Dimasukkan kedalam bejana vakum sampai
70mmHg(0,96kg/cm2) dan dijaga selama tidak kurang dari 15menit
Diamati hasilnya. Ampul yang berwarna
biru harus dibuang.
c.
Uji
adanya partikel asing
Sejumlah wadah(ampul,vial) yang belum
berlabel dipegang pada lehernya.
Dibalikkan perlahan-lahan untuk mencegah
terjadinya gelembung udara, kemudian putar sedikit untuk memuat isi larutan
didalamnya. Kemudian wadah dipegang secara horizontal.
Diperiksa larutan dalam wadah , dilakukan dengan
menggunakan latar belakang hitam putih selang-seling.
Diwadah
yang berisi larutan yang tercemar partikel asing atau wadah rusak harus
dipisah.
Bila jumlah wadah yang tercemar melebihi batas
persyaratan maka pemeriksaan diulang atau kemudian produk ditoalak.
V.
PEMBAHASAN
CARA KERJA
Menghitung
tonisitas dilakukan untuk mengetahui larutan bersifat isotonis, hipertonis atau
hipotonis. Dari hasil perhitungan didapatkan tonisitas larutan adalah 0,28,
artinya larutan tersebut hipotonis, hipotonis adalah keadaan dimana tekanan
osmostis larutan obat kurang dari tekanan osmotis cairan tubuh. Hal ini dapat
menyebabkan cairan dari luar sel masuk ke dalam sel menyebabkan menggelembung
dan pecah, dan ini bersifat irreversible dan berbahaya.
Dalam
pembuatan sediaan injeksi aminophylin, memerlukan aqua bebas CO2 untuk
melarutkan theophylin. Dimana theophilin bersifat sukar larut air, tapi mudah
larut dalam air panas, mudah larut dalam alkali hidroksida dan dalam Amonium
hidroksida.
Jika theophilin
dilarutkan dengan air maka akan terbentuk asam karbonat, dimana reaksinya:
H2O + CO2 H2CO3
Pemeriksaan pH
bertujuan meningkatkan stabilitas
injeksi aminopilin supaya tidak terjadi kristalisai, mengurangi rasa sakit dan
iritasi juga mencegah pertumbuhan bakteri, karena jika pH terlalu
asam/basa sangat mudah ditumbuhi bakteri.
Untuk penggunaan karbon adsorben yang
telah diaktifkan dalam percobaan ini untuk mengikat partikel dan pyrogen dalam
larutan sehingga larutan bisa jernih. Pengaktifan karbon adsorben bertujuan agar
penyerapan terhadap partikel benar-benar maksimal. Dan larutan dimasukkan dalam
ampul.
Sterilisasi pada
percobaan ini dilakukan dengan sterilisasi uap dengan autoclave dan
menggunakan uap air dengan tekanan tinggi. Mekanisme penghancuran bakteri oleh
uap air panas adalah karena terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa
protein esensial organisme tersebut. Adnya uap air yang panas dalam sel
mikroba, menimbulkan kerusakan pada temperatur yang relatif rendah (Ansel,
1989).
VI.
HASIL
DAN PERHITUNGAN
Perhitungan
Tonisitas
0,151 + 0,105
. . . = 0,28
= 0,256 < 0,28 (hipotonis)
Penambahan
NaCl =
=32 × 0,024
= 0,768 g/L
Hasil Percobaan
Pengaturan pH
Penambahan HCl 0,1
N
|
penambahan NaOH
0,1 N
|
-
|
-
|
pH akhir larutan : 9
|
|
Hasil uji pH
|
1
|
2
|
3
|
keterangan
|
Ampul 1
|
9
|
-
|
-
|
Memenuhi
|
Ampul 2
|
|
-
|
-
|
|
Ampul 3
|
|
-
|
-
|
Hasil uji kebocoran
|
1
|
2
|
3
|
keterangan
|
Ampul 1
|
(-)
|
-
|
-
|
Tidak ada warna biru
semua ampul memenuhi. |
Ampul 2
|
(-)
|
-
|
-
|
|
Ampul 3
|
(-)
|
-
|
-
|
Keterangan : (+)
jika ampul berwarna biru
(-) jika ampul tidak berwarna biru
(-) jika ampul tidak berwarna biru
Hasil uji adanya partikel asing
|
1
|
2
|
3
|
keterangan
|
Ampul 1
|
(-)
|
-
|
-
|
Jernih
|
Ampul 2
|
(-)
|
-
|
-
|
Jernih
|
Ampul 3
|
(-)
|
-
|
-
|
Jernih
|
Keterangan : (+)
jika ampul mengandung partikel asing
(-) jika ampul tidak mengandung partikel asing
(-) jika ampul tidak mengandung partikel asing
Keterangan: semua uji/control kualitas sesuai
teori dan layak digunakan yaitu pH yang memasuki range, tidak bocor, dan semua
larutan di dalam ampul jernih.
VII.
PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini yakni injeksi Aminophylin,
dimana yang dimaksud injeksi adalah penyemprotan
larutan (atau suspensi) kedalam tubuh untuk tujuan terapetik atau diagnostic.
Injeksi dapat dilakukan langsung kedalam
aliran darah,kedalam jaringan dan organ.
Perhitungan tonisitas dilakukan untuk mengetahui
apakah larutan bersifat isotonis, hipertonis atau hipotonis. Isotonis adalah
suatu keadaan dimana tekanan osmose larutan obat yang sama dengan tekanan
osmose tunuh kita (darah, air mata). Sedang hipotonis adalah keadaan dimana
tekanan osmostis larutan obat kurang dari tekanan osmotis cairan tubuh.
Hipertonis adalah tekanan osmotis larutan obat lebih dari tekanan osmotis
cairan tubuh. Tekanan
osmotik diartikan sebagai gaya yang dapat menyebabkan air atau bahan pelarut
lainnya melintas masuk melewati membran semipermeable ke dalam larutan pekat.
Dari hasil perhitungan didapatkan tonisitas larutan adalah 0,28, artinya larutan tersebut hipotonis,
yang dapat menyebabkan cairan dari luar sel masuk ke dalam sel menyebabkan
menggelembung dan pecah, dan ini bersifat irreversible dan berbahaya. Sel yang
pecah akan ikut dalam aliran darah dan terjadi penyumbatan pembuluh darah. Cara
mengisotoniskan larutan berdasarkan atas perhitungan turunnya titik beku dan
penyeimbangan tekanan osmotik larutan terhadap cairan osmotik. Untuk mencapai
keadaan isotonis, maka perlu ditambahkan NaCl. Setelah dihitung jumlah massa
yang ditambahkan sebanyak 0,736 g/L untuk mencapai isotonis. Tonisistas
merupakan keadaan cairan yang mempunyai tekanan osmotik yang sama dengan cairan
tubuh.
Dalam pembuatan sediaan injeksi aminophylin,
diperlukan aqua bebas CO2 untuk
melarutkan theophylin. Dimana theophylin bersifat sukar larut air, tapi mudah
larut dalam air panas, mudah larut dalam alkali hidroksida dan dalam Amonium
hidroksida. Formula lain yang diperlukan dalam percobaan ini yakni etilendiamin
yang berfungsi untuk menambah kelarutan teofilin. Dan untuk kedua larutan ini
perlu dicampur sampai benar-benar jernih, karena bila larutan tidak jernih maka
dikhawatirkan ketika obat dinjeksikan kedalam tubuh akan terbentuk emboli dan
terjadi rasa nyeri.
Pemeriksaan pH dengan menggunakan pH stik bertujuan
untuk meningkatkan stabilitas injeksi aminopilin supaya tidak terjadi
kristalisai, mengurangi rasa sakit dan iritasi juga mencegah pertumbuhan
bakteri, karena jika pH terlalu asam/basa sangat mudah ditumbuhi bakteri. Untuk
hasil percobaan uji kontrol kualitasnya diketahui bahwa pH sebesar 9 , ini
sesuai dengan pH yang diinginkan yakni antara 9,5 - 9,6.
Untuk penggunaan karbon adsorben yang telah
diaktifkan dan Fungsi penambahan carbo adsorben
pada pembuatan larutan adalah untuk menyerap kotoran-kotoran yang masih ada
dalam larutan. Carbo absorben hanya akan menyerap kotoran tanpa menyebabkan
penurunan kadar zat aktif dalam larutan.
Sterilisasi pada percobaan ini dilakukan dengan
sterilisasi uap dengan autoclave
dan menggunakan uap air dengan tekanan tinggi. Adanya uap air yang panas dalam
sel mikroba, menimbulkan kerusakan pada temperatur yang relatif rendah.
Pada
uji kebocoran, diketahui tidak ada ampul yang bocor, kebocoran ditandai dengan
adanya warna biru di dalam ampul. Uji kebocoran ini dilakukan untuk memastikan
bahwa ampul yang digunakan benar-benar baik kondisinya. Jika terdapat kebocoran
akan ada kemungkinan obat untuk keluar, sehingga dosis yang didapatkan tidak
sesuai dengan dosis yang diinginkan. Selain itu adanya kebocoran dapat
menyebabkan partikel asing masuk, partikel ini dapat berupa mikroorganisme atau
pirogen, yang menandakan bahwa larutan tersebut tidak lagi steril.
Sedangkan
untuk uji bebas partikel diketahui hasil yang positif tidak terdapat partikel
asing. Ini berarti larutan tersebut dapat digunakan karena tidak dikhawatirkan
menimbulkan emboli dan menyebabkan rasa nyeri. Partikel ini biasanya adalah
bahan yang tidak larut dan secara tidak langsung terdapat dalam sediaan. Adanya
partikel asing dalam sediaan menandakan bahwa larutan tersebut tidak jernih,
karena adanya kontaminasi partikel asing, sehingga bila diamati lebih teliti
dalam sediaan tersebut keruh dengan partikel asing.
VIII.
KESIMPULAN
Injeksi
aminophylin 2,4%
yang dibuat dalam praktikum ini memenuhi persyaratan. Semua uji/kontrol kualitas
sesuai teori dan layak digunakan yaitu pH yang memasuki range, tidak bocor, dan
semua larutan di dalam ampul jernih.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel,
Howard C, 1989, Pengantar Buku
Sediaan Farmasi,
UI Press, Jakarta.
Depkes
RI, 1979, Farmakope Indonesia III. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Lukas,
Stefanus, 2007, Formulasi Steril, CV
Andi Offset, Yogyakarta
Voigt, 1984, Buku Ajar Teknologi
Farmasi. Diterjemahkan oleh
Soendani Noeroto S., UGM Press, Yogyakarta.